Mengetahui Sejarah Dewa Matahari Menurut Beberapa Kebudayaan

4 min read

Sejarah Dewa Matahari sendiri mencakup berbagai macam kepercayaan dan juga mitologi di berbagai budaya seluruh dunia. Matahari yang kita kenal sebagai sumber cahaya, kerap kali menjadi fokus pemujaan.

Serta keyakinan masyarakat sepanjang sejarah, di dalam setiap kebudayaan, Dewa Matahari menghadirkan kehadiran yang keramat. Sering dianggap sebagai sumber energi yang dapat memberikan kehidupan bagi seluruh dunia.

Sejarah Dewa Matahari Menurut Beberapa Kebudayaan

Sejarah Dewa Matahari menurut berbagai macam kebudayaan di dunia mulai dari mesir kuno yunani kuno aztek hindu dan juga menurut mitologi jepang

Seperti sudah dibahas sebelumnya, sejarah dari dewa matahari ini mencakup berbagai macam mitologi. Berikut ini gambaran umum sejarah dari Dewa Matahari di beberapa budaya:

  • Mesir Kuno

Sejarah Dewa Matahari di dalam mitologi Mesir Kuno dikenal sebagai Ra, salah satu dewa utama serta simbol kekuatan dan keabadian. Selain dianggap sebagai pencipta alam semesta.

Ra juga dianggap dewa matahari yang paling tinggi, yang mampu mengontrol siklus matahari serta dapat memberikan kehidupan pada semua makhluk. Ra kerap kali digambarkan sebagai dewa dengan kepala elang.

Simbol kebijaksanaan serta bola mata matahari di kepala, menandakan peran utama sebagai dewa matahari. Diyakini bahwa dewa ini mengarungi langit tiap hari serta masuk dunia bawah ketika matahari terbenam.

Ra terlibat dalam berbagai mitos serta petualangan, termasuk peran pentingnya dalam penciptaan dunia. Ra juga dianggap sebagai pemimpin ilahi dan dewa yang adil, pemujaan terhadap Ra mencakup berbagai macam ritual.

Serta upacara keagamaan, Ra juga dikenal sebagai dewa kekayaan dan kesejahteraan, jadi banyak firaun Mesir mengklaim keturunannya. Kehadiran dan pengaruh Ra terus terasa dalam sejarah serta budaya Mesir Kuno.

  • Aztek

Dalam mitologi Aztec, sejarah Dewa Matahari dikenal sebagai Tonatiuh, dianggap sebagai entitas yang sangat penting. Dapat mengendalikan matahari serta bisa memberikan energi yang dibutuhkan untuk kehidupan di bumi.

Dewa ini mempunyai peran kunci dalam sistem kepercayaan Aztec serta dihormati lewat berbagai ritual dan juga upacara keagamaan. Tonatiuh digambarkan sebagai wujud matahari, dengan wajah menghadap ke langit.

Serta sinar-sinar cahaya menyinari segala arah, dalam mitos penciptaan Aztec, dikatakan dewa ini memerintah atas periode waktu. Setiap era dipercaya mempunyai kekuatan serta karakteristik tertentu.

Pemujaan terhadap Tonatiuh melibatkan bermacam pengorbanan serta ritual, contohnya upacara Xochiquetzal Iztli. Manusia akan ditawarkan sebagai korban, tanda penghormatan terhadap dewa matahari, penyembelihan manusia jadi bentuk kepercayaan untuk memberikan energy.

Serta kehidupan kepada matahari, yang dianggap memastikan kelangsungan hidup dan juga keberkahan bagi kaum Aztec. Kepercayaan ini terkait dengan kalender Aztec yang kompleks, mencakup 2 periode waktu, Xiuhpohualli dan Tonalpohualli.

  • Hindu

Sejarah Dewa Matahari dalam mitologi Hindu dikenal sebagai Surya, berperan penting dalam keyakinan serta praktik agama Hindu. Surya dianggap sumber kehidupan dan juga energi, yang dapat memberikan cahaya.

Serta kehangatan bagi seluruh alam semesta, bentuknya yang abstrak, Surya diasosiasikan dengan kebijaksanaan dan juga ilmu pengetahuan. Surya kerap kali digambarkan sebagai dewa yang mengendarai kereta matahari.

Ditarik 7 kuda putih, angka 7 kerap diartikan sebagai simbol hari dalam seminggu, Surya kerap kali memegang bunga teratai. Serta mempunyai aura bersinar di sekitar kepala, menandakan cahaya, keagungan matahari.

Terkait sejarah Dewa Matahari, pemujaan Surya dalam Hinduisme dikenal sebagai salam matahari. Merupakan serangkaian mantra yang dilakukan sebagai bentuk meditasi serta penghormatan, hari khusus untuk pemujaan disebut Ratha Saptami.

Surya juga mempunyai sejumlah mitos dalam epik Hindu, Surya diyakini sebagai bapak beberapa tokoh terkenal. Dengan kehadirannya yang melimpah di dalam mitologi Hindu, pemujaannya mencerminkan.

Pentingnya matahari di dalam kehidupan sehari-hari dan juga keyakinan bahwa lewat pemujaan tersebut. Seseorang bisa memohon kebijaksanaan, berkah, dan juga keberkahan dari sumber kehidupan ini.

  • Yunani Kuno

Sejarah Dewa Matahari dalam mitologi Yunani Kuno dikenal sebagai Helios, dianggap sebagai personifikasi matahari. Serta sangat dihormati sebagai dewa utama, pemujaan terhadap Helios berkaitan dengan kehangatan dan kekuatan.

Serta cahaya yang diberikan matahari, helios kerap digambarkan sebagai dewa yang mengendarai kereta matahari dan melintasi langit tiap hari. Kereta ditarik oleh 4 atau 6 kuda berkepala api.

  • Jepang

Sejarah Dewa Matahari dalam mitologi Jepang, dewa matahari yang utama ialah Amaterasu. Dianggap sebagai salah satu dewi terpenting dalam Shinto, Amaterasu disebut Tenno atau dewi surge, dianggap leluhur kaisar-kaisar Jepang.

Amaterasu merupakan keturunan dari dewa pencipta, Izanagi, dia juga merupakan saudara perempuan dewa air dan dewa bulan. Suatu ketika, konflik antara Susanoo serta Amaterasu memuncak.

Mengakibatkan Amaterasu marah dan bersembunyi dalam gua Amano-Iwato, melenyapkan cahaya matahari dari dunia. Para dewa lain khawatir, sebab tanpa cahaya matahari, dunia jadi gelap dan suram.

Untuk mengembalikan lagi, para dewa melibatkan diri untuk mengajak Amaterasu keluar dari goa. Caranya dengan menari dan juga merayakan di depan goa, menciptakan keceriaan yang membuat Amaterasu keluar dari persembunyian.

Lalu Amaterasu kembali ke surga dan membawa cahaya matahari ke dunia, peristiwa tersebut dianggap sebagai awal festival Shinto. Merayakan kehidupan yang subur serta kembalinya cahaya matahari.

Amaterasu merupakan salah satu dewi paling dihormati dalam Shinto, kuil-kuil yang didedikasikan untuknya bisa ditemukan di seluruh Jepang. Amaterasu dianggap sebagai pelindung serta penyelamat Jepang.

Legenda Amaterasu beserta perannya mengembalikan cahaya matahari itu mencerminkan keyakinan yang mendalam. Akan hubungan antara alam dan juga spiritualitas, begitulah sejarah Dewa Matahari dalam mitologi Jepang.

You May Also Like

More From Author